LUSTRUM XIII SEKOLAH KATOLIK RICCI

BAGIKAN

Hari ini adalah hari Ulang Tahun Ricci ke-65. Perayaan ulang tahun kali ini diiwarnai dengan kegiatan lomba yang telah dilaksanakan di unit-unit sekolah. Lomba yang dilaksanakan pada tahun ini adalah pemilihan duta disiplin setiap unit sekolah, Kompetisi Matematika (SMP-SMA), Got Talent (SMP), Bercerita (SD), membuat Yel Keluarga (SD), dan Fashion Show (TK). Puncak perayaan akan dilaksanakan pada tanggal 23 Juli 2021 dengan Perayaan Ekaristi, sekaligus membuka Tahun Ajaran Baru 2021-2022

Perjalanan 65 tahun sekolah Ricci bukanlah perjalanan yang singkat. Usia 65 merupakan usia yang cukup “dewasa” untuk menjadi sekolah yang bertumbuh dan mengarah pada era digital memasuki revolusi industri 4.0. Ulang tahun ke 65 seringkali disebut dengan istilah “Lustrum XIII” terhitung sejak berdirinya sekolah Ricci, Agustus 1956.

Sekolah Katolik Ricci pada awal berdirinya diberi nama Sekolah Tionghoa Ricci, kemudian berubah menjadi Sekolah Nasional Ricci. Pada tanggal 1 November 1957 bergabung dengan perkumpulan Strada menjadi SD Strada Ricci. Pada 14 Juli 1972 Sekolah Ricci memisahkan diri dari Strada dan berubah menjadi Yayasan Pendidikan Ricci.

Visi sekolah Katolik Ricci adalah “Terselenggaranya pendidikan yang membangun manusia berkarakter unggul, cerdas, berbudaya dan beriman, berlandaskan nilai-nilai Kristiani dan spiritualitas Matteo Ricci.Selaras dengan visi tersebut, perayaan ulang tahun ke 65 menjadi kesempatan untuk melakukan refleksi bagi seluruh warga sekolah akan fungsi dan perannya dalam dunia pendidikan. Kita semua perlu melihat kembali sejauh mana upaya mendidik siswa mampu menjadi pribadi yang berkarakter unggul, cerdas, berbudaya dan beriman telah sungguh-sungguh diwujudkan. Tugas membantu siswa bertumbuh sehingga menjadi pribadi yang berkarakter, cerdas, berbudaya dan beriman mengandaikan layanan yang membebaskan. Setiap pribadi adalah pribadi yang unik. Setiap siswa adalah pribadi yang memiliki kekhasan masing-masing. Maka, seluruh insan guru dan tenaga kependidikan hendaknya senantiasa terbuka, tulus, dan dengan semangat kekeluargaan memberikan layanan yang semakin membiat pribadi-pribadi itu tumbuh secara bebas, merdeka. Setiap pribadi didampingi untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan bakat dan minat masing-masing. Tugas guru dan tenaga kependidikan membantu mereka untuk mengerti dan mengenal betul bakat dan minat setiap pribadi siswa agar mereka tidak keliru dalam proses membentuk diri.

Para guru dan tenaga kependidikan, sejalan dengan visi dan misinya, hendaknya juga terus membangun kesadaran dalam dirinya bahwa “karya di bidang pendidikan merupakan panggilan hidup.” Allah memanggil untuk menjalankan tugas pendidikan itu. Dengan demikian, melayani siswa dalam dunia pendidikan bukan semata-mata bekerja, melakukan aktivitas demi memperoleh nafkah. Karya di dunia pendidikan adalah ajakan Allah kepada kita semua. Kita dipilih Allah menjadi partner kerja-Nya lewat profesi kita dengan cara terus menerus menjalin relasi dengan Allah untuk sampai kepada kekudusan. Kita semua dipanggil untuk mengembangkan diri sendiri dan orang lain menjadi pribadi yang lebih manusiawi dan lebih sempurn. Panggilan untuk mendidik diwujudkan dalam berbagai tindakan seperti membatu siswa menjadi cerdas dan baik, menjadi manusia yang utuh dan sempurna, serta membantu mereka mengetahui hal-hal baik dan yang tidak baik untuk mengambil keputusan yang tepat.  

Kesadaran bahwa karya pendidikan sebagai panggilan hidup akan menyadarkan mereka bahwa kemajuan bangsa dan negara tergantung pada perkembangan generasi yang mereka didik. Mereka harus terus mempunyai semangat melayani, membantu, dan berbagi pengetahuan, kekayaan pikiran, dan hati mereka kepada siswa sehingga siswa mengalami sentuhan batin yang mendalam dari guru-guru mereka.

Perayaan Lustrum XIII diharapkan juga semakin memurnikan spiritualitas guru dan tenaga kependidikan dalam melaksanakan karyanya untuk menciptakan sikap yang bersemangat dan bersungguh-sungguh dalam melaksanakan tugas pendidikan. Dengan deikian guru akan semakin mencintai siswa dan memiiki hubungan yang akrab dengan siswa. Guru mampu mendidik secara professional, mengajar dengan menyenangkan, mau terus belajar untuk maju, dan berusaha untuk membangun kerjasama yang disinergis dengan berbagai pihak. Guru akan memandang bahwa semua siswa adalah pribadi yang cerdas. “Tidak ada anak yang bodoh sebab kita tahu anak-anak siswa kita itu adalah mster piece dari Allah yang diberikan kepada kita untuk kita bawa menuju keselamatan.” Meski mereka ada yang nakal, autis, bandel, pendiam, semua harus dicintai karena mereka adalah citra Allah, wajah dan gambar Allah yang hadir di hadapan para guru.

Semoga di hari Lustrum XIII ini seluruh insan Ricci terus bersemangat melayani Tuhan lewat karya mereka. Terus menghayati panggilan hidup kita di dunia pendidikan dengan terus menggelorakan semangat pelayanan sebagaimana tertuang dalam lagu Mars Ricci berikut ini.

 

MARS RICCI

Kita semua insan Ricci satukan daya

Enuju hari depan cita-cita kita

Dengan hati suci pasti kita jaya

Bahagialah kita dalam kemuliaan-Nya

Dengar suara hati, panggilan Ricci

Karya-karya kita tuk membangun negeri

Marilah kita bersama kita sehati

Smoga Tuhan memberkati

Jaya Ricci slamanya.