HARI KOMUNIKASI SEDUNIA - DATANG DAN LIHAT

Berkomunikasi dengan Menjumpai Orang Lain Apa Adanya.
Kita semua dipanggil untuk menjadi saksi kebenaran: untuk pergi, melihat dan berbagi.
Paus Fransiskus mengangkat tema DATANG DAN LIHAT sebagai tema dalam peringatan Hari Komunikasi Sedunia yang ke-55. Melalui tema itu, Paus Fransiskus menggemakan kata-kata Rasul Philipus untuk mengingatkan bahwa komunikasi berarti bertemu orang sebagaimana dan di mana mereka berada”.
Kata “Datang dan Lihatlah” merupakan kata yang diambil dari Injil Yohanes bab 1 ayat 47. Kata-kata itu merupakan bagian dari dialog Natanael dan Filipus dalam perikopa murid-murid Yesus yang pertama.
Paus Fransiskus menyampaikan bahwa di masa pandemi ini telah membuat kita semua menjaga jarak. Karena itu, tantangan untuk datang, melihat sendiri peristiwa-peristiwa dari dekat, dan mengalami langsung mejadi semakin nyata. “Dalam perubahan zaman yang kita alami, di masa yang mengharuskan kita menempuh jarak sosial akibat pandemi, komunikasi dapat memungkinkan kedekatan yang diperlukan untuk mengenali apa yang esensial, dan untuk benar-benar memahami makna sesuatu.”
“Kami tidak tahu kebenaran jika kami tidak mengalaminya, jika kami tidak bertemu orang, jika kami tidak berpartisipasi dalam suka dan duka mereka. Pepatah lama mengatakan” Tuhan bertemu dengan Anda di mana pun Anda berada “dapat menjadi panduan bagi mereka yang terlibat. dalam pekerjaan media atau komunikasi di Gereja. Dalam panggilan para murid pertama, bersama Yesus yang pergi menemui mereka dan mengundang mereka untuk mengikuti Dia, kita juga melihat undangan untuk menggunakan semua media, dalam segala bentuknya, untuk menjangkau orang-orang sebagaimana adanya dan di mana mereka tinggal. ”
Melalui tema Datang dan Melihat, berkomunikasi dengan menjumpai orang lain apa adanya, Paus Fransiskus mengajak seluruh umat Katolik berani menjadi saksi kebenaran: untuk pergi, melihat dan berbagi.
“Datang dan Lihat” merupakan undangan yang menyertai perjumpaan awal Yesus dengan murid-murid-Nya. Inilah cara komunikasi yang otentik, berjumpa dan melihat. Kita dipanggil untuk bergerak, pergi melihat sendiri, tinggal bersama orang-orang mendengarkan kisah mereka dan mengumpulkan berbagai pendapat atas realita yang dijumpai. “Buka mata anda dengan takjub yang anda lihat, dan biarkan tanganmu meraakan kesegaran dan vitalitas, sehingga ketika orang lain membaca aoa yang anda tulis, mereka akan menyentuh denyut kehidupan yang ajaib”, begitu pesan Beato Manuel Lozano Garrido ketika menasihati rekan-rekannya sesama wartawan.
Paus mengajak khususnya para jurnalis untuk bersikap jelas dan jujur dalam menyampaikan pemberitaan. Informasi yang akan dipublikasikan harus sungguh-sungguh informasi yang didapat dari bertemu dengan orang, bukan yang hanya dirancang dari meja redaksi. Istilah yang dipakai Bapa paus adalah “Menghabiskan sol sepatu”: turun ke jalan.
Kepada para murid pertama yang ingin mengenal-Nya, Yesus mengundang mereka berelasi dengan-Nya. Iman kristiani dimulai dari dikomunkasikan sebagai pengetahuan langsung, lahir dari pengaalaman, dan bukandari desas-desus. Sebagaimana diungkapkan dalam Yohanes 4:39-42, “Kami percaya, tetapi bukan lagi karena apa yang kaukatakan, sebab kami sendiri telah mendengar Dia dan kami tahu, bahwa Dialah benar-benar Juruselamat dunia”. Kata-kata itu diungkapkan orang-orang kepada Perempuan Samatia, setelah Yesus dinggah di desa mereka.
Internet memuat peluang dan jebakan. Kita pantas bersyukur berkat internet kita memiliki kesempatan menceritakan apa yang kita lihat, apa yang terjadi didepan mata dan berbagi kesaksian kepada orang lain. Namun internet juga menuntut tanggung jawab bagi pengguna dan konsumen. Informasi yang disampaikan melalui internet seringkali mudah dimanipulasi dengan berbagai alasan. Jika informasi yang diterima tidak diverifikasi dengan baik maka akan memberikan risiko yang besar.
Oleh karena kita harus bertanggung jawab atas komunikasi yang kita buat, atas informasi yang kita berikan, atas control terhdap berita palsu dan bersama-sama melatih menyingkap yang benar. Kita dipanggil untuk menjadi saksi kebenaran: untuk pergi, melihat dan berbagi.
DOA
Tuhan, ajarilah kami untuk keluar dari diri kami sendiri dan pergi mencari kebenaran
Ajarilah kami untuk pergi dan melihat,
Ajarilah kami untuk mendengarkan,
Untuk tidak menumbuhkan prasangka,
Untuk tidak menarik kesimpulan terburu-buru.
Ajarilah kami untuk pergi ke tempat di mana tidak seorangpun ingin pergi
Untuk mengambil waktu agar memahami,
Untuk memperhatikan hal-hal penting,
Untuk tidak terganggu oleh hal-hal yang tidak berguna,
Untuk membedakan penampilan menipu dari kebenaran.
Berilah kami rahmat untuk mengenali tempat tinggal-Mu di dunia
Dan untuk mengatakan dengan jujur apa yang telah kami lihat.