BERJALAN BERSAMA YESUS MENUJU EMAUS

BAGIKAN

Perayaan Paskah kali ini dikoordinasi oleh teman-teman dari SMA Katolik Ricci I. Berbeda dengan misa-misa sebelumnya, perayaan Misa Paskah yang dipimpin oleh Pastor Yohanes Purnomo SX ini dilaksanakan dalam bahasa Inggris. Bacaan pertama dibawakan oleh Bpk. Andreas Purwosantoso, guru Matematika dan doa Umat dibawakan oleh Ibu Margareth Mahisa, guru Bahasa Inggris.

Pada awal kotbahnya, pastor Yohanes Purnomo menceritakan ketika di Philipina, sebelum menyampaikan homili beliau bertanya kepada umat, mau mendengarkan homili dalam bahasa apa, bahasa Inggris, bahasa Tagalok, bahasa Indonesia? Dan umat tertawa. Pertanyaan serupa selalu beliau tanyakan ketika beliau memimpin Ekaristi di Philipina, mau mendengarkan homili dalam bahasa Inggris, bahasa Tagalok, bahasa Indonesia, atau bahasa Jawa?. Tentu pertanyaan itu merupakan pertanyaan yang tak perlu dijawab, dan memang beliau tetap menyampaikan mimbar dalam bahasa Inggris sesuai untuk tujuan pendidikan.

Dalam homilinya, Pastor Yohanes Purnomo menyampaikan dua hal terkait dengan Bacaan hari ini, Yesus menampakkan diri di jalan ke Emaus (Lukas 24:13-35).

Pertama, Pemecahan Roti dalam Ekaristi.

Banyak dari kita, khususnya siswa, pada masa pandemi ini tidak memiliki kesempatan untuk bergabung dalam ekaristi di dalam gereja, karena dalam usia mereka, para siswa tidak dapat bergabung bersama merayakan ekaristi di Gereja. Tetapi hal yang sangat penting, meski mengikuti Ekaristi ini melalui internet di rumah masing-masing, Ekaristi merupakan pusat hidup bagi kita, umat Kristiani. Ekaristi membantu kita untuk menyadari kehadiran Allah. Ada empat hal yang dapat kita temukan dalam Ekaristi bahwa Allah sungguh hadir.

Pertama ketika Kitab Suci dibacakan.  

Kedua, ketika komuni kudus, menerima Tubuh Kristus.

Ketiga, kehadiran imam yang menjadi representasi kehadiran Kristus sebagai Kepala, dan

Keempat, Allah tetap hadir diantara kamu, karena Yesus mengatakan,  Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka.” (Mat 18:20).

Itulah keempat hal yang menjelaskan bahwa Allah hadir dalam Ekaristi. Sungguh hal itu menjadi hal yang penting bagi kita. Namun kadangkala ita tidak dapat merasakan kehadiran Allah, seperti kedua murid yang hanya fokus pada masalah mereka sendiri, rencana mereka sendiri. Inilah yang membuat mereka tidak dapat menerima kehadiran Allah sepanjang perjalanan mereka ke Emaus.

Kita juga seringkali tidak bisa merasakan kehadiran Allah dalam hidup kita, karena tujuan kita bukan tentang Allah, melainkan diri sendiri. Maka, ini juga menjadi undangan untuk kita, bagaimana kita dapat membuka hati dan pikiran kita pada Allah, membiarkan Allah masuk, membiarkan Allah menjelaskan apa yang menjadi rencana-Nya untuk kita dalam hidup kita.

Kedua, Relasi Para Murid dengan Guru.

Ini juga menjadi penting bagi kita, guru dan murid. Ketika kita belajar di dalam kelas, banyak hal yang tidak Anda pahami lebih jauh karena kita belajar di rumah sendiri. Tidak mudah bagi kita untuk mengerti apa yang guru katakan, apa yang guru jelaskan, Hal yang sama dengan murid-murid Yesus.  Mereka tinggal bersama Yesus, mereka mendengarkan-Nya siang dan malam, tetapi mereka tidak dapat memahami apa artinya, apa tujuan, dan apa rencana Allah karena kadang-kadang mereka hanya fokus pada rencana mereka. Maka bagi kita, sebagai murid, sebagai guru, kita dipanggil untuk membuka hati dan pikiran kita agar kita dapat mendengarkan Allah bagaimana Ia menjelaskan hal yang kita butuhkan untuk tahu, bagaimana Ia menjelaskan kepada kita cara menuju terang dan tidak hanya hidup di sini, di bumi, tetapi hidup kekal.

Kita perlu membuka hati dan pikiran kita. Kita perlu membiarkan Allah sendiri menjelaskan kepada kita termasuk hal-hal yang seringkali kita tidak dapat mengerti. Semua itu tergantung pada kreativitas kita sebagai siswa, bagaimana kita mencoba yang terbaik untuk mencari jawaban, bagaimana kita mencari yang terbaik dalam google karena banyak hal ada di sana untuk memberikan jawaban. Banyak hal yang baik di sana untuk meningkatkan pengetahuan kita.

Pesan pastor, cobalah yang terbaik menggunakan waktu. Belajar merupakan hal yang penting untuk hidup. Inilah waktu yang penting bagi kita, waktumu untuk belajar sekarang, belajar bahasa baru, belajar tentang pengetahuan baru, untuk berbicara dengan bahasa lain kita perlu terlebih dahulu belaar bahasa Inggris. Dengan menguasai bahasa Inggris kita dapat belajar bahasa lain dengan lebih mudah.

Penting bagi kita di masa pandemi dapat merasakan kehadiran Allah, dalam situasi yang tampaknya tidak mungkin, karena kita hanya tinggal di rumah kita masing—masing. Kita tidak tahu situasi di luar sana. Kita tidak tahu situasi teman-teman kita, teman-teman sekelas. Tetapi karena kita memiliki media sosial kita dapat memanfaatkan untuk berinteraksi dengan mereka, supaya kita tetap saling mendukung, saling memberikan menumbuhkan keberanian. Dalam kebersamaan kita dapat melanjutkan perjalan kita, melanjutkan belajar untuk mencapai impian kita.

Biarkanlah Allah memberi rahmat-Nya kepada kita untuk melanjutkan studi kita, kerja kita, meneruskan perjalanan kita sebagai anak-anak Allah, karena Allah selalu mengijikan kepada kita untuk tinggal bersama kita, bergabung bersama kita dalam perjalanan hidup dan membantu kita. Seperti dalam bacaan pertama, Petrus dan Yohanes tidak memiliki sesuatu untuk diberikan kepada pengemis, tetapi mereka memberikan iman mereka. “Petrus berkata: "Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!"” (Kis 3:6).

Inilah pesan untuk kita. Kita diundang untuk bangkit, untuk berjalan bersama Allah untuk memuji Allah dalam hidup kita. Semoga pengalaman perjalan kedua murid Yesus menuju ke Emaus menjadi inspirasi kita semua untuk semakin mengenal dan memahami Allah, tetap hidup dan berjalan dalam kesatuan dengan Allah.