BELAJAR MENANGGUNG PENDERITAAN

Renungan dalam Doa Rosario Guru dan karyawan oleh Romo Yakobus Sriatmoko,SX.
Jumat , 27 Agustus 21 merupakan Jumat terakhir di bulan Agustus 2021. Seluruh guru dan keryawan Ricci melaksanakan kegiatan secara rutin yakni doa Rosario bersama. Doa Rosario kali ini berbeda dengan biasanya. Di akhir Rosario, renungan dibawakan oleh romo Yakobus Sriatmoko, SX. Tema yang diangkat adalah “Belajar Menanggung Penderitaan”.
Romo Yakobus, begitu biasanya dipanggil, mengajak para guru dan karyawan untuk belajar bagaimana Bunda Maria menjadi orang yang selalu setia dan tegas dalam menghadapi berbagai penderitaan yang dialaminya. Maria tidak pernah mengeluh.
Mengenal penderitaan Bunda Maria.
Romo Yakobus tidak hanya sekali Maria mengalami penderitaan, melainkan tujuh kali. Ketujuh penderitaan Maria tersebut adalah:
- Bunda Maria mendapat penderitaan ketika dia mendengar dari Simeon yang mengatakan, “suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri- supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang”. Pada saat maria Yesusf membawa bayi Yesus ke bait Allah Simeon menubuatkan bahwa Maria akan mengalami penderitaan dengan dibtembus pedang.
- Ketika Maria harus pergi ke Mesir karena bayi Yesus terancam akan dibunuh oleh Herodes, “Setelah orang-orang majus itu berangkat, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi dan berkata: "Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Herodes akan mencari Anak itu untuk membunuh Dia”. Kita bisa membayangkan bagaimana penderitaan seorang ibu yang harus mengunngsi ke Mesir dari daerahnya, perjalanan yang begitu panjang.
- Ketika Maria mencari Yesus putera-nya yang tertinggal di bait Allah. “Sesudah tiga hari mereka menemukan Dia dalam Bait Allah. Dan ketika orang tua-Nya melihat Dia, tercenganlah mereka, lalu kata ibu-Nya kepada-Nya:”Nak, mengapakah Engkau berbuat demikian tehadap kami? Bapa-Mu dan aku dengan cemas mencari Engkau.” Jawab Yesus: “Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?”
Di sini penderitaan Maria berlipat ganda. Dia sudah cemas karena anaknya hilang, dan setelah ketemu jawabannya seperti. Pasti Bunda maria sangat menderita.
- Penderitaan yang keempat ialah ketika Maria bertemu dengan Yesus di jalan salib. Hati ibu mana yang tidak menderita melihat anaknya menderita begitu hebat. Maria sangat menderita.
- Penderitaan berikutnya adalah saat Maria melihat Yesus di salib. Seorang ibu ketika melihat anaknya sakit keras akan mengatakan, “Nak biarlah aku saja yang menderita dari pada kamu”. Inilah yang juga dialami Maria. Ia sangat menderita melihat anaknya disalib, bergantung di kayu salib
- Penderitaan keenam adalah ketia Maria menyaksikan lambung Yesus ditikam dan jenazah-Nya diturunkan dari salib. Hatinya lebih ngilu lagi ketika ia melihat bahwa anaknya ditembus tombak pada bagian lambung. Pasti hatinya sangat ngeri dan ngilu menyaksikan peristiwa itu.
- Maria sangat menderia melihat anaknya akhirnya dikmakamkan.
Mengapa Bunda Maria tabah menghadapi penderitaan itu?
Mengapa Bunda Maria bisa begitu tabah mengalami penderitaan. Karena bunda Maria selalu menyadari bahwa penderitaan yang dialaminya adalah konsekuensi dari jawaban “Ya” yang diberikan kepada Allah ketika Malaikat Gabriel meminta persetujuannnya untuk mengandung Yesus, Putera Allah. “Sesungguhnya aku ini hamba Tuhan jadilah padaku menurut perkataanmu. Bunda maria tidak menolak penderitaan yang datang sebagai konsekuensi dari kesanggupannya mengandung Yesus. Ia bertanggung jawab atas jawaban “Ya” yang pernah diberikannya kepada Allah.
Kita juga sering mengalami penderitaan yang datang sebagai konsekuensi dari pilihan kita, yang kita yakini saat memutuskan adalah kehendak Allah. Ada berbagai contoh pilihan dalam hidup kita.
- Bagi yang sudah menikah, berjanji menerima pasangan apa adanya. Kita berjnaji menerima dalam untung dan malang, pada waktu sehat meupun sakit. Janji itu tidak hanya membawa kebahagiaan, tetapi tak jarang membawa penderitaan. Kita menderita ketika pasangan tidak setia, pasangan berbeda dengan saat pacaran.
- Para suster bersuka cita saat kaul kekal. Tetapi pilihan untuk hidup secara radikal, 100% untuk Yesus kadang-kadang membawa penderitaan juga. bisa juga suster berjumpa suster lain yang mempunyai karakter yang sangat berbeda, mendantangkan penderitaan.
Belajar dari Bunda Maria, kita mesti mau menerima penderitaan yang muncul sebagai konsekuensi pilihan dan janji Allah untuk setia.
- contoh lain: putusan bekerja di Yayasan Ricci. Ini juga tak selalu membawa kebahagiaan tetapi ada juga konsekuensi penderitaan. Bisa jadi di tempat bekerja berjumpa dengan karyawan yang menjengkelkan, siswa yang menjengkelkan. Belajar dari Bunda Maria mau menerima penderitaan dengan lapang dada dan mempersembahkannya kepada Allah.
- contoh lain lagi, menjadi katolik. pilihan ini juga membawa konsekuensi. Kadang di dalam masyarakat kita dihina, dibuli, karena agama kita tidak mendapatkan kedudukan yang kita rindukan. Penderitaan ini mengalir dari keputusan kita mengikuti Yesus. Belajar dari Bunda Maria kita harus menerima penderitaan itu.
Apa yang dilakukan bunda Maria saat mengalami penderitaan?
Jawabanya dapat kita temukan dalam Injil Lukas 2: 48 – 50. Ketika ia mendrita karena anaknya hilang dan setelah ketemu lalu dijawab Yesus “Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?” Maria diam dan menyimpan semua perkara dalam hatinya. Jadi, salah satu cara untuk bisa menerima penderitaan bersama Maria adalah menyimpan semua perkara itu dalam hati kita.
Menyimpan semua dalam dalam hati itu dalam bentuk apa?
- Tidak bersungut-sunggut saat mengalami penderitaan dan tidak menyalahkan Allah. Kita sering bersungut-sungut dan menyalahkan Tuhan.
- Maria merenungkan peristiwa yang sedang dialaminya dengan tenang sambil mohon bantuan Roh Kudus untuk bisa memahami maksud baik Allah di balik penderitaan itu. Di sini kita belajar. Mencoba memahami maksud baik Allah di balik penderitaan kita. Kalau kita sabar mencarinya dengan bantuan Roh Kudus biasanya kita bisa menemukan makna di balik penderitaan itu.
- Dengan penuh kepasrahan Maria menerima penderitaan itu karena percaya sepenuhnya bahwa penderitaan itu bukan sebagai hukuman dari Allah. Kita bertetangga dengan yang beryakinan lain. Mereka masih percaya pada ajaran Perjanjian Lama kita, bahwa penderitaan itu kutukan Allah. Bagi kita Allah tidak mungkin menghukum kita. Allah mencintai kita. Kalau ada penderitaan bukan dari Allah. Allah bisa bekerja lewat penderitaan itu, tetapi Allah tak pernah menghendaki kita menderita.
- Maria mohon kekuatan kepada Allah untuk mampu menanggung penderitaan itu. Kita tahu, kalau Maria adalah bunda yang penuh iman, maka kita bisa berkeyakinan kalau Bunda Maria mampu menanggung penderitaan pasti bukan karena kekuaran senridi. Ia mengandalkan kekuatan Allah. Maka belajar dari Maria kalau kita menderita kita datang kepada Allah, memohon bantuan Allah.saat kita menderita kita butuh Allah.
- Maria menyatukan penderitaannya dengan penderitaan Yesus, Puteranya. Santo Paulus kepada jemaat di kolose mengatakan, aku menggenapkan penderitan Kritsus bagi gerejanya.
Ketika kita menderita kita bisa mempersembahkan penderitaan itu kepada Allah bagi orang yang kita cintai dan keselamatan kita juga. Jangan sampai kita sia-siakan. Kita satukan penderitaan kita dengan Kristus supaya penderitaan kecil yang kita alami bisa menjadi sarana untuk menyelamatkan orang lain berkar Kristus yang kita alami.
Semoga Bunda Maria membantu kita saat mengalami penderitaan dalam peziaraan kita di dunia ini.