ASAL USUL PERAYAAN IMLEK

BAGIKAN

Imlek tahun 2021 jatuh pada hari Jumat, 12 Februari 2021. Berdasarkan kalender lunar, Imlek tahun 2021 sama dengan tahun ke-2572, yang juga ditandai dengan Tahun Kerbau Logam Putih. Mulai dari 12 Februari 2021, ketika tahun Kerbau Logam dimulai, warna putih atau perak serta biru aqua dapat mendominasi di sekitar kita untuk menarik keberuntungan, kemakmuran dan kesehatan.

Kerbau adalah tanda zodiak kedua dari kalender Cina. Dalam feng shui, ini berlaku baik untuk warna yang dikenakan, maupun warna desain interior rumah. Suasana hati dapat berubah jika kamu mengenakan warna yang terkait dengan tanda zodiak Shio.

Tahun baru Imlek dipandang sebagai hari yang sangat penting bagi orang Tionghoa. Di China, Tahun Baru China, disebut chunjie, yang berarti festival menyambut musim semi. Perayaan tahun baru itu di Indonesia disebut dengan Imlek.

Kata Imlek (Im=bulan, lek=penanggalan) sendiri berasal dari dialek Hokkian yang dalam bahasa Mandarin disebut yin li. Yin li berarti Lunar Calendar atau kalender lunar, artinya penanggalan yang dihitung berdasarkan peredaran Bulan. Perayaan ini merupakan sebuah perayaan bagi para petani yang biasanya jatuh pada tanggal satu dibulan pertama di awal tahun.

Masyarakat Tionghoa menjadikan Imlek untuk sembahyang, mengucapkan syukur, doa dan harapan agar di tahun depan mendapat rezeki yang lebih banyak, untuk menjamu leluhur, dan sebagai media silaturahmi dengan keluarga dan kerabat.

 

Asal-usul Imlek.

Asal-usul Imlek berasal dari Tiongkok. Hari Raya Imlek merupakan istilah umum, kalau dalam bahasa Tiongkok disebut dengan Chung Ciea yang berarti Hari Raya Musim Semi. Hari Raya ini jatuh pada bulan Februari dan bila di negeri Tiongkok, Korea dan Jepang ditandai dengan sudah mulainya musim semi.

Perayaan Imlek mulai dikenal sejak jaman Dinasti Xia, yang kemudian menyebar ke penjuru dunia, termasuk Indonesia oleh para perantau asal Tiongkok. Tradisi tahunan itu pun dikenal luas sebagai identitas budaya Tionghoa di tanah perantauan.

Dahulu, Negeri Tiongkok dikenal sebagai negara agraris. Setelah musim dingin berlalu, masyarakat mulai bercocok tanam dan panen. Tibanya masa panen bersamaan waktunya dengan musim semi, cuaca cerah, bunga-bunga mekar dan berkembang. Lalu musim panen ini dirayakan oleh masyarakat.

Kegembiraan itu tergambar jelas dari sikap masyarakat yang saling mengucapkan Gong Xi Fa Cai, kepada keluarga, kerabat, teman dan handai taulan. Gong Xi Fa Cai artinya ucapan selamat dan semoga banyak rezeki. Adat ini kemudian di bawa oleh masyarakat Tionghoa ke manapun mereka merantau, termasuk ke Indonesia.

 

Tradisi dalam perayaan Imlek

Setelah adanya kebijakan menghormati Pluralisme yang diberlakukan sejak era kepemimpinan Presiden Abdurrahman Wahid, pernak-pernik Imlek mudah sekali kita temui ketika mendekati perayaan Imlek. Lalu apa saja tradisi yang biasa dilakukan saat merayakan Imlek?

  1. Membersihkan rumah

Menyapu rumah berarti juga membersihkan rumah agar kotoran yang dianggap sebagai simbol kesialan disingkirkan, hingga tersedia ruang yang cukup untuk menampung keberuntungan. Rumah yang bersih juga sedap dipandang mata kan?

Setelah itu, mereka akan menyingkirkan sapu dan sikat dari jangkauan. Mereka juga tidak diperbolehkan menyapu rumah saat hari pertama tahun baru karena berarti mengusir keberuntungan yang sudah hadir di rumah.

  1. Wajib memiliki unsur warna merah

Menurut kepercayaan orang Tionghoa, nian atau sejenis makhluk buas yang hidup di dasar laut atau gunung akan keluar saat musim semi atau saat tahun baru Imlek.

Kedatangan mereka pun dilanjutkan dengan mengganggu manusia, terutama anak kecil. Namun jangan khawatir. Menghias rumah, pakaian, dan aksesoris berwarna merah dapat mengusir nian karena ia takut dengan warna merah. Jadi, tidak heran kalau nuansa merah begitu jelas terlihat saat Imlek.

Selain itu warna merah juga memiliki arti akan harapan terhadap hal-hal yang baik di tahun yang baru.

  1. Angpao

Bagi anak-anak dan masih lajang, Imlek berarti banjir uang karena orang tua atau mereka yang sudah menikah diwajibkan memberikan angpao.

Jumlahnya tidak harus besar. Yang penting berupa uang kertas baru, dan bukannya berbentuk uang logam. Bagi-bagi angpao juga dipercaya makin memperlancar rejeki di kemudian hari. Selain itu pemberian angpao melambangkan harapan orang-orang tua kepada anak muda agar lebih makmur di tahun yang baru.

  1. Mempersiapkan makanan

Kue keranjang dan jeruk juga menjadi ciri khas Imlek. Tidak hanya itu, saat Imlek mereka juga menyajikan makanan di atas nampan berbentuk, segi 6, segi 8, atau bulat dengan isi yang beragam, seperti buah kering, biji-bijian, kacang-kacangan, dan permen.

Beberapa orang juga menyiapkan makanan keberuntungan seperti mie yang tidak dipotong untuk melambangkan umur panjang, serta kue bola berbentuk uang Tiongkok pada zaman dahulu yang melambangkan kekayaan. Satu lagi, saat Imlek mereka disarankan untuk menghindari makan bubur karena bagi warga Tionghoa, bubur melambangkan kemiskinan.

  1. Kembang api

Kembang api merupakan salah satu pertunjukan yang sangat populer untuk memeriahkan Imlek, karena suara gaduhnya dipercaya membuat makhluk jahat ketakutan. Akan tetapi, ketika merayakannya di rumah, pastikan bahwa tetangga tidak merasa terganggu dengan suara berisik yang Anda ciptakan.

Imlek pun sangat identik dengan hujan. Bagi sebagian orang, hujan membuat malas beraktivitas, tetapi berbeda untuk masyarakat Tionghoa dikala Imlek, hujan sepanjang perayaan imlek pun dikaitkan sebagai sumber rezeki. Dengan turunnya hujan, maka banyak rezeki yang berdatangan di muka bumi.

Namun, yang sangat penting adalah menyambut Tahun Barun Imlek dengan cara membersihkan hati, menyucikan nurani, dan tekad berusaha lebih baik di tahun mendatang.

  1. Tidak boleh membalik ikan saat menyantapnya

Menikmati ikan saat Imlek juga sangat unik—ikan yang biasa disantap adalah bandeng. Kita tidak boleh membalik ikan untuk mengambil daging ikan pada bagian bawah. Ditambah lagi, kita tidak boleh menghabiskan ikan tersebut dan menyisakannya agar bisa dinikmati esok hari.

Masyarakat Tionghoa percaya kalau kebiasaan ini merupakan lambang dari nilai surplus untuk tahun yang akan datang.

  1. Mengunjungi Keluarga Besar

Tidak hanya lebaran, Imlek juga menjadi salah satu momen yang tepat untuk mengunjungi saudara agar tali persaudaraan tidak terputus. Tidak heran jika pada saat-saat tersebut banyak masyarakat dari etnis Tionghoa yang pulang kampung untuk merayakan Imlek bersama keluarga mereka.

 

Sumber tulisan:

https://nationalgeographic.grid.id/read/131625570/tahun-baru-imlek-dan-perayaannya-di-indonesia-dari-masa-ke-masa?

https://www.tribunnews.com/nasional/2021/02/08/asal-usul-kata-imlek-untuk-tahun-baru-china-berasal-dari-dialek-hokkian-ini-sejarahnya?