PERINTAH ALLAH: SALING MENGASIHI
Homili Misa Jumat Pertama, 07 Mei 2021, Sekolah Katolik Ricci.
Perintah Kasih
Renungan Perayaan Ekaristi Hari Jumat Pertama Sekolah Katolik Ricci hari ini bertemakan Perintah Saling Mengasihi. Perayaan Ekaristi dipimpin oleh Pastor Yakobus Sriyatmoko, SX, diikuti oleh seluruh Siswa Katolik Ricci dan Orang tua siswa.
Dalam homilinya, Pastor Yakobus mengajak seluruh umat untuk merefleksikan bagaiman sikap kasih telah dimiliki oleh murid-murid Kristus. Perintah utama Tuhan Yesus adalah mengasihi. Sikap mengasihi menjadi ciri utama pengikut Kristus. Maka, mestinya sikap mengasihi itu memenuhi hidup semua murid Kristus dalam kehidupannya sehari-hari. Kasih, yang bukan hanya sikap manusiawi juga ilahi, karena kita sendiri telah menerima kasih itu dari Allah.
Dalam surat pertama Yohanes, dikatakan, sebelum kita mengasihi, Allah telah lebih dahulu mengasihi kita. Kasih yang kita terima dari Allah itulah yang memungkinkan kita mengasihi sesama kita. Maka kita perlu, dalam hari-hari kita, membiarkan diri dipenuhi oleh kasih Allah agar mampu mengasihi sesama kita.
Cara agar dipenuhi Kasih Allah
Dalam Injil Yohanes disebutkan ada dua cara supaya kita dipenuhi kasih Allah. Pertama. Dalam Injil Yohanes 6: 56 dikatakan, “Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia dan Aku mendorong untuk berbuat kasih. Bagi orang katolik jelas, Tubuh dan Darah Kristus dapat diterima dalam Ekaristi. Maka inisiatif Sekolah Ricci mengadakan ekaristi setiap bulan menjadi tanda yang sangat baik. Sekolah telah memperhatikan anggota-anggotnya untuk bersatu dengan Kristus dalam Tubuh dan Darah. Dengan demikian, semua akan dipenuhi dengan kasih sehigga bisa memberi kasih kepada orang lain.
Kedua. Dengan menghidupi perintah-Nya berarti kita menghidupi firman Allah. Dia dan Bapa-Nya akan tinggal di dalam diri kita, dan kita akan mampu melaksanakan perintah Tuhan itu. Maka perlu kita memahami perintah Alllah itu dan memberi waktu untuk mendengarkan dan merenungkannya. Kita perlu, memberikan waktu untuk merenungkan sabda Tuhan agar Sabda itu meresap dalam hidup dan menjadi milik kita. Akibatnya kehendak kita akan bersatu dengan kehendak Allah. Atau yang kita lakukan dalam hidup sehari-hari merupakan manifestasi kehendak Allah itu. Kalau begitu, apapun yang kamu minta akan dikabulkan Bapa.
Maka dalam doa akhir doa permohonan kita mestinya mengatakan “inilah ya Tuhan permohonanku, inilah ya Tuhan permohonan kami. Kabulkanlah bila permohonan kami ini sesuai dengan kehendak-Mu.” Dengan sikap hati seperti itu kita akan menerima dengan hati terbuka apapun yang kita terima dari Tuhan, termasuk di saat kita merasa doa kita tidak dikabulkan. Dengan begitu kita tidak pernah lagi mengatakan Tuhan tidak mengabulkan doa kami.
Wujud Sikap Saling Mengasihi
Saling mengasihi tidak harus menjadi ungkapan luar biasa. Kita bisa melaksanakan kasih dalam tindakan sederhana sehari-hari. Kalau dalam keluarga, masing-masing menjalankan perannya masing-masing, di situlah kasih itu diungkapkan. Mama mempersiapkan makanan untuk keluarga dengan cinta. Papa bekerja keras untuk menghidupi keluarga. Anak-anak yang masih belajar, melaksanakan tugas kecil-kecil di rumah, misalnya membantu mama cuci piring, atau mempersiapkan minuman untuk ayah yang mau pulang. Itu semua merupakan ungkapan kasih.
Maka marilah kita mohon karunia Roh Kudus agar kita peka, tindakah kasih apa yang perlu kita berikan kepada orang orang yang ada di sekitar kita dulu. Setelah itu baru kita berpikir yang lebih luas. Ada banyak orang membutuhkan perhatian kita. Ada yang membutuhkan perhatian kita: perhatian, doa, ada yang membutuhkan sediriki rejeki dari yang kita punyai. Itulah bentuk kasih.
Kalau hati kita dipenuhi dengah kasih Allah, hati kita akan meluas sampau ke ujung dunia. Hari ini di Myanmar sedang dikuasi junta militer. Kita bisa bergabung dengan rakyat yang sedang berjuang supaya dibebaskan dari junta militer, agar dapat hidup dalam Negara demokrasi yang lebih luas. Di India kita tahu pandemi Covid-19 menyerang begitu banyak orang, kita tidak hanya melongo mendengar berita, tetapi membawa berita itu di dalam hati kita. Kita doakan. Di Papua suasananya sedang tidak mudah, kita berdoa bagi kita semua. Kita juga berdoa bagi saudara-saudari kita yang menjalani ibadah puasa. Kita berdoa, “Tuhan semoga ibadah mereka sungguh-sungguh berkenan kepadamu, supaya ibadah mereka membawa kepada-Mu dan juga membawa mereka mencitai sesamanya.” Dengan demikian hati kita meluas ke seluruh dunia. Bukan hanya kecil untuk keluargaku. Ya pertama-tama untuk keluargaku. Tapi murid Kristus harus mengungkapkan cintanya bagi semua orang di seluruh dunia.
Ketidakpedulian adalah virus paling berbahaya.
Paus Fransikus selalu mewartakan di mana-mana, di setiap kesemptan mengatakan begini: “ada virus yang lebih ganas dari pada virus Covid-19, yaitu virus ketidakpedulian, keacuhtakacuhan pada penderitaan sesama. Maka hari ini, seperti Hati Yesus yang mencitai kita, kita diajak peduli pada penderitaan sesama. Kalau memungkinkan, dengan tindakan kasih konkrit kita lakukan. Jika tidak, setidaknya kita bisa berdoa bagi kebaikan bagi saudara-saudara kita yang menderita.
Semoga hati kita mudah tergerak oeh penderitaan sesama, seperti Hati Yesus Yang Mahakudus.