PASTOR LIVINIUS ESOMCHI NNAMANI MENINGGAL BEBERAPA MINGGU SETELAH DITAHBISKAN
PASTOR LIVINUS ESOMCHI NNAMANI TELAH PERGI
Seorang imam muda meninggal dunia setelah 23 hari menerima tahbisan. Ia adalah Pastor Livinius Esomchi Nnamani ditahbisan pada tanggal 01 April 2021, bertepatan dengan Hari Kamis Putih. Beliau meninggal dunia akibat penyakit leukemia atau kanker darah dalam waktu cukup lama. Penyakit ini dideritanya sejak masih di tingkat frater. Dengan perjuangan yang cukup panjang proses pengobatan terus diupayakan. Namun di usia 31 tahun beliau menghembuskan nafas terakhirnya. Beliau dimakamkan di Paroki San Giovanni Leonardi, pada hari Senin 26 April 2021.
ALTARNYA DALAH TEMPAT TIDUR
Selama 23 hari sebagai imam hidupnya berada di tempat tidur rumah sakit. beliau sadar bahwa umurnya tidak akan lama lagi. Maka Pastor Livinus memanfaatkan siswa uurnya dengan tetap menjalankan tugasnya, meski sangat terbatas. Maka beliau menjadikan ranjang rumah sakit adalah altar tempat memimpin misa. Dari sana, beliau mendoakan para dokter, perawat dan semua pihak yang setia menemaninya. Di tempat tidur itu Pastor Livinus mempersatukan penderitaanya dengan penderitaan Kristus. Pastor muda ini menghayati dan memaknai Ekaristi dengan cara yang tangguh dan sangat nyata. “Ini adalah pelajaran yang luar biasa bagi semua imam”, kata Pastor Davide Carbonaro saat mengenang rekan imamnya itu. Melalui tempat tidurnya Pastor Livinus Esomchi mengajarkan sejuta hal positif. Bahwa penderiaan adalah salib yang harus kita panggul.
HADIAH ISTIMEWA DARI PAUS FRANSISKUS
Keinginan Frater Livinus menjadi seorang imam tidak pernah surut, meski ia harus mengalami penderitaan yang panjang. Dalam kesadaran akan tubuhnya yang semakin lemah, beliau memberanikan diri mengajukan surat kepada Bapa Suci. Beliau memohon ijin agar diperkenankan menerima tahbisan imamat lebih awal. Dan Paus Fransiskus ternyata mengabulkan permohonan itu. Paus Fransiskus menyetujui Frater Livinus ditahbiskan di rumah sakit.
Pada hari Kamis 01 April 2021 Frater Livinus Esomchi Nnamani menerima tahbisan imamat dari tangan Mgr. Daniele Libanori, uskup Auxiliary Roma. Tahbisan berlangsung di Rumah Sakit Presidio Sanitario Medica Group Casilino Roma, Italia.
Mgr Daniele Libanori dalam kotbahnya mengatakan, “Allah Bapa ingin mendukungmu sehingga kamu dapat sepenuhnya menjalani pencobaan yang ini. Sebagai seorang imam, kamu akan bergabung dengan Yesus untuk membuat tubuhmu menjadi persembahan yang menyenangkan bagi Tuhan,” Mgr Daniele Libaroni malanjutkan bahwa Imamat kita sungguh mencapai puncaknya ketika bersama dengan roti dan anggur, kita tahu bagaimana mempersembahkan diri kita sendiri, hal-hal yang telah Tuhan berikan kepada kita, dan kehidupan kita sendiri.
PERSEMBAHAN HIDUP SECARA TOTAL
Pastor Livinus telah memberikan teladan yang luar biasa, bukan hanya untuk para imam, tetapi bagi seluruh umat kristiani. Dalam kondisi apapun tidak pernah menjadi dalih untuk tidak melayani Tuhan. Beliau membuktikan, dalam kondisi sakit yang sudah kritis, tidak mampu beranjak dari tempat tidur pelayanan pada Tuhan dapat dijalankan.
Pendetiaan adalah salib yang harus dipanggul dengan kesungguhan, dengan iman dan ketulusan. Penderitaan bukan beban. Penderitaan adalah bagian dari mengambil bagian menghayati cinta Allah kepada manusia. Pastor Livinus mengajarkan kepada kita semua untuk tetap memiliki semangat pelayanan yang lebih besar. Cinta pada Allah menguatkan dirinya dalam mengalami penderitaannya.
Semoga teladan hidupnya dalam menanggapi panggilan Allah mampu menyemangati dan memotivasi semua umat untuk semakin setia menjawab panggilan Allah. Semoga Bapa Yang Mahakuasa memberinya istirahat yang kekal.
Tulisan ini banyak dikutip dari:
https://katolikpedia.id/pastor-livinius-esomchi-nnamani/
https://katolikpedia.id/pastor-livinus-ditahbiskan-meski-sakit-leukimia/